Saya sangat menyenangi puisi. Sejak sekolah dasar saya sudah terbiasa menulis. Sajak adalah bahagian tulisan yang saya sukai. Menulis sajak atau puisi seperti menulis keinginan hati yang mengganjal serta kondisi lain yang tengah terjadi. Banyak prestasi yang sedikit banyak teroreh dari sastra dan puisi dalam kehidupan saya. Selain itu saya juga suka membaca puisi, memusikalisasikan puisi adalah juga bahagian dari kesukaan saya. Berikut bahagian lain dari puisi dan cerita berikut juga uraian tentang sajak yang saya sarikan, semoga senang membacanya. Sebelumnya sedikit mengenai manifesto puisi yang sebenarnya :
Manifesto Puisi DI seluruh dunia tidak ada bangsa atau suku bangsa yang tidak mempunyai tradisi puisi, apapun bentuknya dan kekhasannya. Puisi adalah lumbung kekayaan rohani umat manusia.
DI seluruh dunia dari zaman purba, manusia menciptakan puisi dengan fungsi dan tujuan yang bermacam-macam: keagaman, sosial, individual.
PUISI menjadikan hal yang sederhana menjadi aneh, yang mudah dipahami dirumuskan secara berliku-liku, sehingga mengejutkan, malahan bahkan bisa mengelirukan. Tetapi justru keanehan itu menjadikan puisi mengesankan, sukar dilupakan, terpatri dalam ingatan.
PUISI harus berada di pihak manusia korban, manusia yang lemah, yang tertekan, yang terasing atau diasingkan dari kenyataan kekuasan, dari komunikasi kemanusiaan.
DALAM puisi yang memerlukan kesaksian bukanlah kenyataan, bukan fakta dan kekuasaan, melainkan yang mungkin, yang rapuh, yang kelak retak, yang sia-sia.
manifesto Disarikan dari Membikin Abadi yang Kelak Retak,. Kata Pembaca A Teeuw pada buku puisi Goenawan Mohamad ASMARADANA, Gramedia Widiasarana, Jakarta, 1992.